Senin, 10 Februari 2014

Gunung Sumbing (Pendakian Jalur Garung-Wonosobo)


Gunung Sumbing berselimut kabut

Gunung  Sumbing di nobatkan sebagai gunung yang menduduki peringkat ketiga tertinggi di Pulau Jawa. Gunung yang terletak di Wilayah propinsi Jawa -Tengah ini juga sering di juluki kembar dengan saudara terdekatnya yaitu Gunung Sindoro.
Gunung sumbing dan Gunung Sindoro hanya di pisahkan oleh Jalan Propinsi yang menghubungkan kota Temanggung dan Wonosobo. Sehingga kedua Gunung yang indah ini secara geografis sangatlah berdekatan.


Gunung Sumbing  masuk ke dalam 3 Wilayah Kabupaten yaitu, Temanggung, Wonosobo dan  Magelang. Hingga saat ini Gunung ini masih berstatus aktif normal, hal ini di tandai dengan kawah di puncak yang masih terus mengepul hingga detik ini.

Ada beberapa jalur pendakian Gunung Sumbing,  salah satu jalur yang cukup populer bagi para Pendaki adalah melalui jalur pendakian Garung dukuh Kalikajar kab. Wonosobo- Jawa Tengah.




Basecamp pendakian Gunung Sumbing berada cukup dekat dengan Jalan Raya Temanggung - Wonosobo.  Hanya di butuhkan waktu 5 menit dengan kendaraan bermotor dan 20 menit dengan berjalan kaki untuk sampai di basecamp Garung.



Sebelum melakukan pendakian, para pendaki bisa terlebih dahulu melakukan registrasi di basecamp ini. Bagi setiap pendaki akan di kenakan retribusi sebesar 4000 rupiah. 
Di basecamp Pendakian juga tersedia berbagai fasilitas yang cukup nyaman di antara-nya : Tempat istirahat yg cukup luas, Toilet yg bersih dan banyak jumlahnya, serta fasilitas charger Hp dengan tarif 1000 rp per unit. Pengelola basecamp juga melayani para pendaki yg ingin memesan makanan maupun minuman dengan harga yang sesuai untuk para pendaki.

Perjalanan menuju pos 1 bisa di tempuh dlm waktu 90 menit. Dua puluh menit di awal pendakian medan masih berupa jalan beraspal, sedang menit berikutnya berupa jalan makadam ( jalan  dari susunan batu yg tertata rapi).  Cukup menguras tenaga juga untuk menuju pos 1, untung-nya saat kami mendaki, mobil carter mau mengantar hingga mendekati pos 1 ini, jadi sedikit menghemat waktu serta tenaga kami.

Ada 2 jalur pendakian melalui rute Garung , yaitu jalur lama dan jalur baru. Kali ini kami ingin memberi gambaran pendakian melalui jalur lama sekalian Nostalgia sewaktu melakukan pendakian di tahun 1993 (berapa tahun yg lalu ya... ??? ) .


Pendakian jaman purbakala thn 1993 ...:)

Medan jalur lama sedikit lebih terjal dari jalur baru namun pastinya dengan waktu tempuh yg akan sedikit lebih cepat. Jalur lama dan baru akan bertemu di pos Pestan yaitu pos yang berada  setelah pos 3.

Pos 1 MALIM adalah batas ladang petani dan jalur mendaki. Pohon pinus dan cemara mewarnai panorama di sepanjang perjalanan. Jalur pendakian masih dengan tanjakan-tanjakan dalam tingkatan normal. Lintasan pendakian sangat berdebu bila di musim kemarau dan akan "sedikit " licin di musim penghujan. Jalur pendakian dr pos 1 menuju pos 2 sedikit sempit dengan pepohonan yang cukup lebat. Dari pos 1 ke pos 2 bisa di tempuh dalam waktu 60 menit.

Pos 2 GENUS berupa tanah terbuka yg mampu utk menampung 3-4 tenda ukuran sedang. Vegetasi di pos ini relatif sama dgn pos sebelumnya namun tanpa pohon pinus dan cemara. Jalur pendakian dr pos 2 menuju pos 3 cukup terjal. Lintasan pendakian adalah jalur-jalur air. Bila mendaki di musim penghujan, lintasan pendakian akan di penuhi air hujan yang mengalir sangat deras dari arah yg lebih tinggi. Medan pendakian akan menjadi sangat licin , di sini para pendaki perlu kewaspadaan yg sangat tinggi agar tidak terjatuh maupun tergelincir. Seperti Pengalaman kami waktu melewati jalur ini, kami sempat beberapa kali tergelincir karena lintasan pendakian yg licin dan di penuhi air, sehingga tidak terlihat lagi mana jalur pendakian dan mana selokan...(: . Setelah Kurang lebih 60 menit para pendaki berjalan dari pos 2,   para pendaki akan sampai di Pos 3 SEDUPLAK ROTO.


Pos 3 menjelang PESTAN

Di Pos 3,  vegetasi sedikit terbuka dengan jalur pendakian yang semakin terjal. Di pos ini ada tempat yg cukup bagi para pendaki utk mendirikan 2 buah tenda. Setelah 30 menit berjalan para pendaki akan sampai di Pos Pestan.


Pos Pestan dengan Gunung Sindoro berada tepat di Hadapan


Perapian di Pos Pestan

Pos Pestan adalah pos favorit bagi para pendaki. Tempatnya sangat terbuka dengan pemandangan Gunung Sindoro di depan mata. Di pestan ini pula para pendaki banyak medirikan tenda mereka untuk beristirahat sebelum meneruskan perjalanan ke puncak. Namun yang harus di Waspadai, di Pos Pestan ini sering terjadi badai yg bisa membahayakan saat pendaki membuka tenda di pos pestan ini. Jadi perlu untuk mempertimbangkan cuaca yg ada bila akan membuka tenda di tempat ini.



Lembah di sebelah kanan pos Pestan




Pos berikutnya adalah PASAR WATU. Watu dlm bhs jawa berarti Batu.  Jadi sesuai dengan namanya tempat ini adalah sebuah area di mana di segenap penjuru terhampar bebatuan baik yg berukuran besar,sedang maupun kecil.


Pasar Watu



Jalur pendakian menuju pasar watu ini sangat terjal, jurang yg cukup dalam nampak di sisi kiri dan kanan jalur pendakian. Jadi bila melintasi jalur ini pendaki di harapkan untuk sangat berhati-hati, terlebih bila melintas  pada malam hari untuk meminimalisir resiko yang terjadi. Dari Pos Pestan ke Pasar Watu bisa di tempuh dalam waktu 30 menit. Setelah sampai di Pasar Watu pendaki akan menemukan percabangan, yg lurus ke arah tebing, sedang yang ke kiri menuju pos Watu Kotak. Jangan sampai para pendaki salah mengambil arah di jalur ini, karena arah yg lurus akan membawa pendaki ke tebing yg sangat terjal dan bukan merupakan jalur pendakian ke puncak gunung Sumbing.



Sekitar Pos Watukotak



Dari Pasar watu ke pos Watu kotak bisa di tempuh dalam waktu 40 menit. Jalur pendakian juga cukup terjal untuk mencapai pos watu kotak .
Pos Watu Kotak di tandai dengan adanya tebing batu besar yg berbentuk persegi dgn diameter tebing kurang lebih 30 m . Pos Watu Kotak juga banyak dipilih para pendaki untuk mendirikan tenda. Namun yg harus di waspadai, pos Watukotak berada di antara 2 tebing. Jadi udara di tempat ini di pastikan lebih lembab dan lebih dingin  dari pos- pos yang lain di gunung Sumbing. 


 Watu Kotak yang benar- benar kotak

Pos berikutnya adalah Pos Tanah Putih. Pos ini bs di tempuh dlm waktu 30 menit dari pos Watu Kotak. Jalur pendakian cukup terjal dengan medan pendakian berupa bebatuan yang berserakan di sepanjang lintasan pendakian. Rimbun-nya Edelweiss dan Cantiggi yang menjadi flora kas dataran tinggi juga bertebaran di jalur ini. Pepohonan kering tanpa daun sisa kebakaran Gunung juga terlihat di jalur mendaki. Perlu di ketahui gunung Sumbing sering mengalami kebakaran , terutamanya di penghujung musim kemarau. Oleh sebab itu ada baiknya bila para pendaki juga mewaspadai dan berhati-hati bila membuat perapian di gunung Sumbing ini. Pastikan api  benar-benar sudah padam bila akan kita tinggalkan, agar salah satu faktor pemicu kebakaran bisa di minimalkan.


Lintasan bebatuan Pos Tanah Putih





Dari pos Tanah putih para pendaki akan mencapai puncak Gunung Sumbing dalam waktu kurang dari 30 menit. Di puncak buntu gunung Sumbing akan terlihat Kawah aktif yang mengepul di sebelah kanan bawah puncak. Jauh di sebelah timur terlihat pula  Gunung Ungaran, Merbabu serta Merapi.  


 Panorama Kawah di Puncak Gn.Sumbing







Demikian gambaran pendakian Gunung Sumbing melalui Jalur Garung dukuh Butuh kecamatan Kalikajar- kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa-Tengah. Semoga bermanfaat dan mohon maaf bila masih ada banyak kekurangan.


Salam Alam Indonesia





1 komentar:

  1. Ya sama2, trmksh telah berkunjung di Blog JG...semoga sukses dan lancar pendakian-nya. Salam Alam Indonesia.

    BalasHapus